“PACARAN MENURUT IMAN KRISTIANI”
Pacaran
merupakan masa perkenalan antara dua pribadi secara khusus yang mengarah pada
pernikahan. Disebut secara khusus oleh karena berpacaran bukan hanya sekedar
perkenalan. Ada unsur-unsur tertentu yang seharusnya diak ada dalam masa
perkenalan secara umumnya yang harus ada pada masa berpacaran. Dua pribadi yang
berlawanan jenis kelamin itu mengambil sikap untuk mengkhususkan hubungan
antara mereka berdua. Meningkatkan hubungan untuk mencapai tujuan bersama,
yaitu pernikahan. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita melihat dan mengetahui
apa yang dimaksud dengan berpacaran.
PENGERTIAN BERPACARAN
1. Pengertian
Secara Umum
Dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia,
kata berpacaran berasal dari kata dasar pacar (teman
lawan jenis yang biasanya menjadi tunangan, kekasih). Berpacaran berarti
bercintaan, berkasih-kasihan. Berpacaran merupakan hubungan dua orang yang
berbeda jenis kelamin berdasarkan cinta. Berpacaran memiliki ciri khas yaitu
perasaan yang eksklusif (ada perasaan : “Dia khusus bagi saya dan saya
khusus bagi dia). Perhatian terhadap orang lain tidak sama dengan perhatian
terhadap pacar.
Menurut Hardjana, “Pacaran
adalah usaha untuk memadukan dua pribadi yang berbeda yang bertujuan agar
pasangan pacara mendapatkan kesempatan untuk saling mengenal lebih mendalam dan
saling membina kecocokan yang kemudian dilanjutkan ke jenjang yang didasarkan
pada cinta.”
Dari hal di atas maka dapat dipahami
bahwa secara umum pengertian berpacaran adalah suatu usaha memadukan dua “hati”
untuk dilanjutkan ke jenjang pernikahan yang didasarkan pada cinta-kasih.
2. Pengertian
Menurut Iman Kristen
Konsep kehidupan orang Kristen berbeda
dengan orang-orang lain. Kehidupan orang Kristen adalah kehidupan dalam
anugerah untuk mengambil bagian dalam rencana karya penyelamatan Allah dalam
tuhan Yesus Kristus. Kehidupan yang bertujuan untuk mengerjakan pekerjaan baik
yang sudah dipersiapkan Allah sebelum dunia diajadikan (Efesus 2:10). Oleh
karena itu, bagi orang Kristen bahwa pergaulan, pacaran, dan pernikahan tidak
lain dari proses kematangan hidup untuk semakin dipersiapkan, memikul dan
mengerjakan pekerjaan baik yang sudah disiapkan Allah.
Dalam Kekristenan pacaran disebutkan
sebagai suatu masa perkenalan antara dua pribadi yang menjadi satu kesatuan tubuh
dalam kasih dan iman yang sungguh kepada Allah (bnd Kej 2:24; 1 Kor
7:1-16). Pacaran bukanlah sekedar perkenalan saja, melainkan suatu hubungan
yang mengikat dua pribadi menjadi satu keutuhan yang menuju kepada pernikahan
kudus (bnd Mat 19:6a).
Setiap orang akan selalu berusaha
mencari orang yang terbaik untuk dijadikan pacar. Seorang laki-laki hendaklah
mencari pacar seorang wanita, dan sebaliknya hendaklah seorang wanita mencari
pacar seorang pria. Namun yang menjadi pertanyaan : “Apa yang membuat
dua jenis manusia itu saling tertarik satu sama lain? Manusia adalah
makhluk jasmani dan rohani. Awal ketertarikan dapat dimulai dari segi jasmani
atau rohani dan perlu diketahui sulit sekali menetapkan usia berapa tahun dapat
berpacaran. Seorang pria dapat tertarik kepada seorang wanita karena
kecantikan, kesabaran, kelemahlembutan atau kegigihannya. Dengan berpacaran dua
individu berusaha saling mengasihi dan mencintai untuk kemudian dipersatukan
sekalipun memiliki rentan usia yang jauh. Baik tua maupun muda tidak lepas dari
usa cinta-mencintai.”
Dalam
berpacaran ada beberapa tahap yang harus dilalui, yaitu :
- Tahap
Perkenalan : suatu tahapan di mana dua pribadi berusaha untuk saling mengenal
satu sama lain. Bagi pria dan wanita yang sudah saling kenal sebelumnya, proses
saling mengenal itu lebih cepat.
- Tahap
Penjajakan : pria dan wanita saling berusaha untuk mengenali kebiasaan, dan
sifat-sifat. Dari situ mereka dapat saling mengetahui apa mereka beruda saling
tertarik dan mau saling berhubungan lebih dekat.
- Tahap
Pendekatan : kedua individu berusaha untuk saling menerima satu sama lain, yang
akhirnya menampakan ada rasa ingin lebih dekat lagi.
- Tahap Kesepakatan : hubungan
kedua individu yang berlainan tersebut bukan lagi sekedar kenal, bukan lagi sekedar
bersahabat, melainkan melangkah dalam kesepakatan untuk menikah.
Akan
tetapi dalam hubungan berpacaran, seringkali anak-anak remaja jatuh ke dalam
dosa seks. Dengan kata lain melakukan seks di luar nika. Berbuat seoalh-olah
sudah suami istri, atau menganggap “dunia ini milik kita berdua” dan
kurang memperhatikan teman-teman lain yang ada di sekitarnya. Selain itu dalam
berpacaran sering juga terhalang karena faktor orang tua tidak setuju, misalnya
karena perbedaan suku/budaya, adanya perbedaan pendidikan. Oleh karena itu
dalam berpacaran perlu adanya keterbukaan dan pengenalaan yang lebih mendalam
lagi mengenai latar belakang seseorang yang akan dijadikan pacar. Selain itu
terdapat juga masalah-masalah yang lebih khusus lagi, misalnya cemburu. Hal itu
boleh saja terjadi untuk menandakan ada rasa cinta. Tetapi jika berlebihan akan
mengakibatkan hal yang sangat fatal. Saling menerima satu sama lain, bukan yang
didasarkan pada nafsu (cinta erotis) melainkan didasarkan pada kasih Ilahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar